“Tak ada
yang harus ditakuti selain rasa takut itu sendiri” , ketakutan untuk berbicara di depan public speaking
dinyatakan sebagai ketakutan terbesar orang-orang. Berdiri di hadapan audiens
membuat banyak orang merasa tidak nyaman. Ketakutan dalam public speaking bisa dengan cepat dikendalikan, cukup dengan
sedikit usaha dan pengetahuan.
Oleh karena itu,
marilah kita teliti dengan cermat apa yang sebenarnya ditakuti orang, lantas
melihat bagaimana caranya mengatasi ketakutan itu.
- Rasa takut dari dalam diri, murni kekhawatiran diri, sebuah perasaan yang muncul
dengan sendirinya dalam benak melalui pertanyaan “Kenapa aku sampai ada
disini ? Kok bisa-bisanya aku terjebak dalam situasi ini?”;
- Bayangan masa lalu, ingatan, meski hanya kabur, tentang kegagalan
dikelas dahulu, ditertawakan atau diejek;
- Terlalu mencemaskan orang lain, meragukan kelayakan kita untuk berbicara di hadapan
sebuah kelompok tertentu;
- Persiapan buruk, perasaan panik
bahwa pidato itu butuh perbaikan atau perombakan total atau seharusnya
dibuang;
- Kuangnya keberanian untuk mencoba hal baru, rasa takut dalam melakukan sesuatu yang tidak
lazim;
- Kurangnya dorongan dari orang lain, saya tahu bahwa saya selalu merasa sangat
tertolong jika mendegar sebuah komentar seperti : “Kelompok ini ingin
sekali mendengarkan apa yang hendak Anda sampaikan”
Apa yang harus anda
lakukan terhadap permasalahan itu ?
Ø
Pahamilah bahwa orang lain juga memiliki ketakutan
yang sama;
Ø
Coba analisis apa yang membuat anda takut dan mengapa;
Ø
Temukan sebuah dorongan untuk berbicara, sadarilah bahwa
anda memiliki hal-hal penting untuk disampaikan dan bahwa anda ingin
menyampaikannya;
Ø
Persiapkan diri;
Ø
Ikuti kursus atau pelatihan;
Ø
Benar-benar melakukannya tak ada yang lebih baik dari
ini;
Ø
Bahaslah topik-topik yang anda kuasai dengan baik
saja, subjek dimana anda adalah seorang ahli dan anda merasa nyaman dengan
subjek itu;
Sungguh, bukan
kegagalan total yang kita takuti. Kita takut menghadapi situasi apa pun yang
kurang sempurna. Banyak public speaker andal selalu mengalami demam panggung,
tak peduli sudah berapa banyak pidato yang mereka lakukan. Mereka menerima hal
itu sabagai sebuah kenyataan kehidupan. (UH – Sang Mulang)
Materi tentang Public Speaking disarikan dari buku Stand & Deliver :
Stand and Deliver - Uays Hasyim (Hatrifa Institute)
Stand and Deliver - Uays Hasyim (Hatrifa Institute)
Komentar
Posting Komentar