Serpihan Cinta Untuk Bangsa |
Memahami cinta rasanya seperti memahami dunia akan seluruh isinya.
Menyenangkan dan sangat menawan untuk ditelusuri dari setiap sisi.
Bahasa apapun rasanya sangatlah sesuai dengan cinta, sebab cinta mampu
menyesuaikan dengan setiap sisi bahasa yang digunakan. Kelihaian cinta
dalam mengguratkan kebahagiaan disetiap selaksa kehidupan sangat terasa
bagi mereka yang menterjemahkan cinta sebagai "BIANG" kebahagiaan.
Apalagi
yang dicari jika bukan cinta sejati, begitu setiap manusia menghendaki.
Berkeringat peluh dan bercucuran darah kesah menjadi perumpamaan bagi
setiap insan yang mendambakan kebahagiaan dari setiap sentuhan mesra
cinta dalam kehidupan. Kalaupun terkadang cinta tidak lagi diterjemahkan
dalam relung bahagia, maka bisa dipastikan jika cinta itu telah ternoda
oleh sebab perilaku yang tak bersahaja dan mengamit mulia.
Relung hati yang terdalam adalah tempat terindah berlindungnya cinta. Disana cinta begitu dimuliakan keberadaanya hingga terkadang perasaan enggan menjamah mesra. Yang semuanya tak lagi menjadi sempurna tatkala cinta tak lagi diniatkan sebagai sebuah jalan sutra menuju bahagia.
Kadangkala,
senyampang dengan perjalanan menuju nilai tinggi kebahagiaan, cinta
terseok pedih sebab tusukan duri emosi yang hendak menghakimi tanpa
peduli lagi. Kadangkala begitu, sedemikiannya hingga banyak orang merasa
cinta telah melukainya. Al hasil trauma sebab cinta menjadi alasan
dasar untuk menjauhkan diri dari cinta sesungguhnya merupakan perantara
dihadirkannya bahagia bagi manusia.
Resep sederhananya
untuk cinta yang mengantarkan bahagia adalah dengan meninggikan
kejujuran dengan berselimutkan nilai kebenaran yang hakiki dan tak
berkesudahan. Keikhlasan juga menjadikan cinta sedemikian mulia dimata
Alloh SWT dan manusia.
Sebab, dasar cinta yang menjadi tindakan penghadir asa yang menggantung mesra dilangit adalah pribadi yang jujur dengan kebenaran, ikhlas dalam kemuliaan.
Kalaupun tidak demikian, maka aku pun meragukan apakah itu benar cinta yang sesungguhnya.
SERPIHAN CINTA, Mutiara Langit, Uays Hasyim 14 September 2013
Komentar
Posting Komentar