Bercengkrama dengan cinta, selintas menjadi hal yang indah bagi semua. Namun siapa sangka ada juga yang tidak percaya jika cinta begitu indahnya. Membicarakan cinta seperti halnya makan dan minum yang membuat ketagihan bagi siapa saja yang menikmatinya. Banyak orang yang merasakan nikmatnya bersentuhan langsung dengan cinta, akan tetapi tidak sedikit pula yang pernah sakit hati dan tidak bisa tersenyum karena cinta yang membuat duka dan nestapa pada diri mereka.
Jendela indah berupa kasih sayang yang menjadi penghias rumah indah bernama cinta seringkali membuat mereka yang telah menemukannya menjadi begitu bahagianya. Mengasah, mengores, menoktah dan mendulang bahagia laksana di Surga, Seolah tak pernah ada duka di dalamnya. Begitu membahagiakannya, mengurang duka dan lara, menumbuh suburkan rindangnya setia tanpa batas dan tak kenal celah.
Nuansa penuh warna, menjadi peneduh jiwa yang tak pernah lepas akan guratan cerita indah yang meneduhkan jiwa. Lara menjauh kesana, duka berlari merana, nestapa terbang terbawa awan gemawang dan menghilang tak meninggalkan jejaknya. Ini membuat semua orang serasa menjelang kesempurnaan, mendekap kegembiraan yang tak kan pernah legam termakan zaman. Begitu mengharu bahagiakan keberadaannya, menerpa sang diri yang memakna penuh arti. Mendulang kembali jati diri bahwa hidup terindah adalah membagikan bahagia yang tak kenal kasta bagi siapa saja.
Masihkah diri kita merasa jauh dari Cinta ?? … Ataukah selama ini malah kita yang menjauh darinya ?? .. Hentikan sejenak keluh kesah anda, bernafaslah dengan hidung secara perlahan, nikmati setiap desiran udara yang mulai memenuhi rongga-rongga paru-paru kita yang semakin menentramkan. Keluarkan secara lembut melalui rongga-rongga mulut kita, rasakan bahagianya setiap ruang-ruang yang dilalui hembusan angin yang seberapa lalu melewati paru-paru kita. Nikmatilah dengan penuh cinta, cobalah berdiskusi kecil dengan udara bahagia yang telah meringankan pernafasan kita. Ya, … indah bukan ?? .. Nikmat bukan ?? … Teduh dan menyejukkan tentunya … rasakan penuh damai dan menikmatkan.
Memulai bercengkara dengan cinta kali ini, saya akan meyuguhkan selembar daun kehidupan yang mungkin bisa menjadi obat akan sakit kita karena cinta. Sedikit memang, dan sedikit itulah yang harus kita teruskan dengan penuh ketekunan. Agar apa ?.. agar sakit kita karena cinta mampu terurai dengan penuh kasih menjelang cinta penuh bahagia.
Masih ingat dengan siapakah diri Anda ? … Siapakah orang yang sangat begitu Anda cinta ? .. ataukah masih terbayang indahnya kasih sayang yang terlimpahkan dari orang tua Anda ? .. Suami kita ?? … Istri kita ?? .. Anak-anak kita yang begitu menoreh bahagia bagi kehidupan kita selama ini … Nah, itulah yang akan saya awalkan untuk mengajak Anda bercengkrama dengan seindah mungkin cinta.
Dahulu, ketika kecil seringkali kita mencinta lepas begitu saja terhadap kebencian yang ada dari siapa pun mereka. Seolah, Cinta mengalahkan segalanya. Jika hari ini bertengkar, maka esok sudah melupa. Dengan teman kecil kita .. masih ingatkah Anda ?? … tentu sekelebat ingatan itu akan menghampiri pikiran kita. Seberapa sering Anda mendulang cinta bersama Sahabat karib Anda ?? … atau seberapa rutinkah Anda membagi hadiah cinta dari Sang Khaliq kepada mereka yang begitu bermakna bagi Anda ?? ..
Menabur cerita bahagia, rasanya dulu ketika masih kecil bukan menjadi keharusan. Namun, cobalah mengurai kembali benang kusut cerita lama dimasa lalu Anda. Indah bukan ?? … Hampir sepenuh masa lalu kita lebih banyak terisi dengan bahagia, meski terkadang harus mengiris hati, menoreh luka terdalam di perasaan. Setepatnya, banyak sekali kebahagiaan karena rasa dan kehendak cinta yang tidak kita sadari hadir menyapukan kuas tinta emas bahagia pada fase cerita kehidupan kita dimasa lalu.
Dekatkan kembali perenungan Anda pada masa lalu yang membahagiakan diri dan orang-orang terkasih dalam hidup kita. Memang, siapapun akan pernah menuliskan jelaga dalam setiap lembar episode kehidupannya. Jelaga yang lalu setidaknya menjadikan Spirit bagi kita untuk menuntaskan segala mimpi yang menggelayut diangan kita untuk kita mintakan persetujuan kepada-Nya agar bisa terurai menjadi nyata. Berjuta makna memberi waktu bagi setiap pemegang kendali pengalaman hidupnya untuk memilih apapun yang hendak diraih nyatakannya. Sendiri ataukah bersama menjadi pilihan yang akan tetap selalu memberi arti pada diri sendiri.
Cinta memanglah selalu berakhir bahagia, itupun bagi mereka yang telah paham betul akan makna sebenarnya bahwa Cinta itu membahagia. Akankah berlaku bagi yang menderita karen Cinta ? .. seyogyanya begitu. Siapapun yang menderita, sesungguhnya itu merupakan proses baginya dari Tuhan agar terpahamkan bagi dirinya, bahwa Cinta sebernarnya mampu mendulang seribu makna bahagia. Bukan malah menghempaskan dirinya pada lembah kenestapaan.
Melakukan pemahaman sepenuh jiwa bagi mereka yang mencari bahagia dengan cinta adalah langkah utama sebelum bahagia menghampiri kehidupan indahnya. Seteguk air yang hadir ketika kita sedang kehausan akan lebih bermakna dibading emas segemgam harta. Ceruk yang selama ini sudah sangat kita lupakan ketika kita mencari bahagia adalah ceruk kebahagiaan di dalam diri. Seringkali kita malah lebih menengok ceruk orang lain yang menurut kita lebih bahagia.
Komentar
Posting Komentar